Manggar, Prokom Setda Beltim – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung Timur (Beltim) menargetkan di tahun 2030 Beltim zero stunting. Hal demikian disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Beltim Khairil Anwar saat ditemui seusai menghadiri Pembukaan Kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Beltim Tahun 2022 di Ruang Pertemuan Gunung Lumut Bappelitbangda Beltim, Selasa (28/6).
“Kami dari Pemkab Beltim sangat fokus untuk menyukseskan kegiatan ini (Rembuk Stunting) dengan harapan di tahun 2030 itu kita sudah zero stunting, dengan harapan di 2045 kita sudah Indonesia Emas,” ucap Khairil.
Menurut Khairil, kegiatan Rembuk Stunting tingkat kabupaten ini merupakan tahap awal yang bertujuan untuk menyatukan persepsi dan komitmen dalam menangani permasalahan stunting di Kabupaten Beltim.
“Karena rembuk stunting ini tidak cukup sampai di sini, nanti akan dilanjutkan dengan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan yang lainnya, baik itu dari forum stunting ataupun evaluasi-evaluasi di desa lokus (lokasi fokus) stunting,” jelasnya.
Khairil juga meminta kepada setiap OPD-OPD terkait serta Pemerintah Desa (Pemdes) yang menjadi lokus stunting untuk sama-sama bersinergi dan bergerak dalam menyelasaikan permasalahan ini secara bertahap, mengingat saat ini Kabupaten Beltim merupakan kabupaten tertinggi kedua se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terkait kasus stunting, walaupun masih di bawah rata-rata nasional.
“Untuk saat ini kan memang kita nomor dua se-provinsi. Oleh karena itu, kita tidak boleh bermain-main dengan waktu, jadi kita harus pacu ini sesegera mungkin,” tegasnya.
Peningkatan angka kasus stunting di Kabupaten Beltim menurut Wabup Beltim diakibatkan pernikahan dini serta pola asupan gizi bagi ibu-ibu yang sedang mengandung. Oleh sebab itu, Khairil menghimbau kepada calon ‘umak’ (ibu) untuk lebih memperhatikan asupan gizinya.
“Saya juga menghimbau kepada calon-calon ‘umak’, bahwa gizi itu harus menjadi perhatian demi anak-anak yang akan dilahirkan, karena memang seribu hari mulai kehamilan sampai umur dua tahun itu harus menjadi perhatian, karena pada masa itu adalah masa pembentukan otak supaya anak kita lebih produktif, kreatif, lebih cerdas dan lebih sehat ke depan,” himbaunya. (yas)