Kelapa Kampit, Diskominfo Beltim – Kampong Adat Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit menggelar Selamat Kampong yang merupakan adat istiadat dilakukan setiap satu tahun sekali. Selamat Kampong dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan masyarakat dalam satu kampong tersebut agar terhindar dari segala musibah, bencana, marabahaya dan malapetaka.
Acara yang dihadiri oleh Wakil Bupati Belitung Timur (Beltim) Khairil Anwar, Camat Kelapa Kampit Syahril, Kepala Desa se-Kecamatan Kelapa Kampit, Forkopimcam Kelapa Kampit, tokoh agama, tokot adat dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Bayu Priyambodo tersebut dilangsungkan di kediaman Kik Bakti selaku Kepala Kampong Adat Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit, Jumat (11/2/22).
Kegiatan selamat kampong ini telah dimulai sejak pukul 14.00 WIB hingga 20.00 WIB telah diisi dengan berbagai kegiatan. Diantaranya yasinan berjamaah, ceramah agama, pelaporan jumlah masyarakat adat, makan bedulang, sholat Magrib berjamaah dan dilanjutkan dengan pengajian dan acara prosesi adat secara turun-temurun yakni pembakaran dupa.
Pemerhati Budaya Kecamatan Kelapa Kampit, Yudie Brahma mengungkapkan bahwa setelah pelaporan jumlah masyarakat adat akan didoakan bersama untuk 1 tahun adat.
“Setelah melapor jumlah masyarakat adat tadi, mereka minta untuk didoakan bersama untuk 1 tahun adat. Jadi, itulah yang kita doakan bersama memohon kepada Allah dalam acara perselamatan Kampong Adat Senyubuk,” jelas Yudie.
Yudie menjelaskan untuk selamat kampong ini setiap tahun tidak ada perubahan dalam prosesi adat. Karena menurut beliau banyak penggalian budaya yang sering dihilangkan. Maka, dari itu untuk selamat kampong adat ini selalu di kaji kembali untuk menjadi suatu prosesi adat yang standar yang didalamnya mengandung unsur-unsur islami.
“Adat tetap tapi unsur islaminya tetap kita tampilkan kembali. Tradisi inilah yang harus kita perbaiki bukan berarti salah, tapi ditambahkan nilai religius didalamnya,” ungkapnya.
Selaku pemerhati budaya, Yudie mengharapkan agar budaya Melayu Belitung timur tetap dilestarikan dan dijunjung supaya tetap terjaga sampai kapanpun.
” Semoga kedepannya nilai islami lebih terasa dalam nilai budaya Melayun Belitung Timur. Karena saya visi: ‘Budaya Tetap Diangkat Dan Agama Tetap Dijunjung,” tutupnya. (Triya)
Fakta Kampong Adat Senyubuk:
1. Kampong Senyubuk / Senjoebok awalnya bernama kampong Ibun, tapi dikarenakan adanya masyarakat pendatang dari daerah Pasai dan daerah lainnya di semenanjung Melayu. Akhirnya kampong ini berubah nama menjadi Kampong Senyubuk yang berasal dari nama sungai kecil / mata air yaitu ‘Aik Penyabok’ yang sudah ada sejak dulu dan letaknya tepat di belakang rumah Kik Bakti.
2. Kampong Adat Senyubok Kelapa Kampit melingkupi empat desa, yakni 2/3 wilayah Desa Mentawak, Desa Senyubuk secara penuh, Desa Pembaharuan secara penuh, dan 1/2 Desa Mayang.
3. Bapak Syamsur Bakti atau Kik Bakti adalah generasi ke 11 yang memegang kendali atas Kampong Adat Senyubuk / Senjoebok Kecamatan Kelapa Kampit.
4. Almarhum (alm) Kik Karak atau alm Kik Karim Wali Kabrin merupakan keturunan ke-7 dari yang pertama sebagai pendahulu Kepala Kampong Adat Senyubok Kelapa Kampit yang namanya disematkan pada salah satu bukit di Kecamatan Kelapa Kampit.
5. Salah satu desa tertua di Kabupaten Belitung Timur yang sudah ada sejak tanggal 7 April 1877.