Manggar, DiskominfoSP Beltim – Pemkab Belitung Timur (Beltim) menegaskan komitmennya untuk serius dalam upaya pencegahan perkawinan anak. Penegasan ini terlihat dalam Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pencegahan Perkawinan Anak Kabupaten Beltim di Gedung Zahari MZ, Selasa (22/7/25).
Mewakili Bupati Beltim, Plt. Asisten III Ida Lismawati menyampaikan bahwa pencegahan perkawinan usia anak bukan semata urusan teknis, melainkan berkaitan langsung dengan masa depan generasi muda dan kualitas sumber daya manusia daerah.

“Perkawinan usia anak membawa dampak besar terhadap pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, hingga kualitas sumber daya manusia di masa depan,” ujar Ida.
Ia juga menegaskan, upaya ini sejalan dengan visi “Beltim Nyaman dan Berkemajuan” yang menempatkan hak anak sebagai bagian penting dalam pembangunan manusia di Kabupaten Beltim.

“Misi kami mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penguatan perlindungan terhadap kelompok rentan, termasuk anak-anak. Maka pencegahan perkawinan usia anak adalah langkah penting untuk memastikan generasi muda kita menjadi pribadi yang sehat, berpendidikan, dan produktif,” lanjutnya.
Baca dan Download : Majalah Digital Timoer
Karena itu lanjutnya, pemerintah mengajak seluruh pihak tokoh agama, adat, organisasi kepemudaan, hingga keluarga untuk bahu-membahu memperkuat edukasi, pendampingan, dan intervensi dini.
“Kita perlu memperluas kampanye dan pendekatan berbasis komunitas serta keluarga agar pesan-pesan perlindungan anak lebih mengakar dalam kehidupan masyarakat,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosPPPA) Beltim, Muhamad Yulhaidir mengungkapkan bahwa permasalahan perkawinan anak perlu ditangani secara lintas sektor dan berlapis.
“Ini persoalan serius. Perlu langkah strategis, mulai dari desa, kecamatan, dan organisasi-organisasi yang punya peran dalam tumbuh kembang anak,” ujarnya.
Menurutnya, regulasi yang sudah ada dari pemerintah daerah sejauh ini sudah cukup kuat dan menunjukkan komitmen yang tinggi. Hanya saja, optimalisasi peran semua pihak perlu ditingkatkan agar pesan-pesan pencegahan benar-benar sampai ke lapisan masyarakat terbawah.

“Kalau bicara seberapa besar peran masyarakat dan tokoh agama, sangat besar. Karena generasi itu adalah masa depan kita,” ucap Yulhaidir.
Ia juga menyebut pentingnya pendekatan langsung di sekolah maupun keluarga serta pemanfaatan media informasi untuk menjangkau remaja secara lebih efektif. Salah satu langkah yang telah dilakukan Pemkab adalah dengan mendorong inisiatif berbasis komunitas, seperti program Menjaga Anak Sekampong.

“Anak-anak yang orang tuanya disibukkan dengan pekerjaan dan parenting-nya terabaikan itu juga rentan. Ini jadi perhatian kita bersama. Program Menjaga Anak Sekampong mungkin bisa dioptimalkan kembali,”pungkas Yulhaidir. (Ln)