Tanam 2.000 Bibit Mangrove, Pemkab Beltim Dukung Gerakan Rindu Pantai Asri Jilid 5

beltim.go.id - 9 Agustus 2024

Manggar, Diskominfo SP Beltim – Koalisi Pegiat Lingkungan Pulau Belitong (KPLPB) DPW Belitung Timur (Beltim) melaksanakan penanaman 2.000 mangrove Rhizophora stylosa sekaligus bersih-bersih pesisir pantai. Kegiatan ini dinamakan Gerakan Rindu Pantai Asri ( GRPA ) Jilid 5 yang dilaksanakan di Pantai Gelombang dan Muara Sungai Bandung, Manggar pada Kamis (8/8/2024).

Bupati Beltim yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Novis Ezuar, menyampaikan apresiasinya serta dukungan penuh terhadap kegiatan GRPA Jilid 5 ini sebagai upaya pelestarian lingkungan

“Sangat positif sekali. Kami mengapresiasi apa yang dilaksanakan oleh KPLPB ini yang bergerak bersama-sama pemuda yang ada di Belitung Timur ini untuk menjaga dan menanam mangrove di pesisir-pesisir pantai,” ungkapnya.

Selain dukungan terhadap penanaman mangrove tersebut, ia juga berharap serta berpesan kepada seluruh masyarakat agar dapat meminimalisir penggunaan kantong plasti sekali pakai dan bila perlu membawa kantong belanja dari rumah untuk mengurangi permasalahan sampah plastik yang masih banyak ditemukan di pesisir pantai pada giat tersebut.

“Jadi kalau kita berbelanja ke toko atau ke mini market sedapat mungkin kalau barang yang kita beli tidak terlalu banyak tidak usah menggunakan plastik, kita bisa membawa kantong belanja dari rumah,” pesan Novis.

Sementara itu dalam upaya meningkatkan dan memperluas kepedulian masyarakat akan kelestarian lingkungannya, Ketua KPLPB DPW Beltim, Teblyandi mengajak seluruh masyarakat dan stakeholder yang terkait untuk dapat berpartisipasi aktif serta berkolaborasi dalam menjaga ekosistem yang ada. Baginya, gerakan kepedulian lingkungan seperti ini tidak dapat diselesaikan hanya oleh segelintir kelompok saja, tapi perlu kerja sama dan dukungan segala pihak.

“Menjaga kelestarian lingkungan tidak bisa diselesaikan secara single fighter (sendirian). Jadi memang harus peran dari semua stakeholder, peran dari semua masyarakat yang pelan-pelan harus kita sadarkan secara menyeluruh tentang arti menjaga kawasan pesisir, menjaga lingkungan dari degradasi lahan dan segala macamnya,” paparnya.

Untuk memotivasi masyarakat, ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini diharapkan tidak berhenti ditahapan seremonial belaka. Oleh sebab itu, ia juga mengungkapkan bahwa organisasi yang dipimpinnya terus mendorong supaya kegiatan kepedulian lingkungan semacam ini dapat memberikan alternatif penghidupan bagi masyarakat secara berkelanjutan.

“Jadi kalau di mangrove ada potensi budidaya atau penggemukkan kepiting bakau seperti yang sudah kita laksanakan sebelumnya,” jelas Teblyandi

.“Di Air Madu, Madu Legau, kita nanam kayu putih, mahoni, dll, pohon-pohon yang nantinya akan menghasilkan lebih banyak nektar madu, itu untuk pengembangan budidaya madu masyarakat ke depan. Ini dilakukan supaya masyarakat dapat mengoptimalkan potensi yang bernilai ekonomi untuk di lingkungannya. Mudah-mudahan itu ke depannya dapat melahirkan ekonomi alternatif baru,” imbuhnya. (aos)

Mungkin Anda Berminat Membaca