Manggar, Diskotikdansa Beltim – Sejumlah Peneliti di Departemen Biologi FMIPA Institut Pertanian Bogor (IPB) usai melakukan riset pemanfaatan sumber daya hayati tahap I. Riset bertujuan untuk mendukung pariwisata di Pulau Belitong.
Rangkaian riset akan berlangsung selama empat tahun hingga 2026. Riset di bawah United Kingdom-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciensces (UKICIS)-IPB ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menurut Koordinator Riset Grup Pariwisata UKICIS IPB Miftahudin, Riset terbagi dalam 7 kelompok penelitian atau Work Package (WP).
“Untuk Tahap I belum semua WP dikerahkan ke Beltim. Kami waktu itu melakukan observasi pendahuluan, jadi nanti bertahap,” jelas Miftahudin.
Dikatakan Miftahudin, dalam prosesnya Pemkab Belitung Timur (Beltim) banyak memberikan dukungan terkait fasilitasi dan pendampingan. Tentunya hal tersebut sangat bermanfaat demi kesuksesan penelitian.
“Kami berharap penelitian ini akan terus berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang bisa kita manfaatkan untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang nantinya bisa diterapkan untuk masyarakat Belitung Timur,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Beltim Novis Ezuar mengatakan, hasil penelitian ini akan membantu Pemkab Beltim terkait kajian tentang sampah dan reklamasi lahan eks tambang.
“Itu nanti akan kami follow up kembali sehingga rencana-rencana penelitian selanjutnya di tahun kedua itu akan bisa kami support,” kata Novis.
Dikatakan Novis, hasi penelitian akan sangat berguna untuk pemberdayaan masyarakat terutama bagi kemajuan pariwisata di Beltim.
“Secara garis besar ini memang untuk pariwisata. Untuk kemajuan pariwisata multisektor yang terlibat disitu. kita bukan hanya bicara tentang destinasi wisatanya, tapi juga mempersiapkan masyarakat yang semuanya harus support ke arah situ,” tuturnya.
Di sisi lain Kepala Dinas Perikanan Yeni Srihartati berharap akan ada penguatan pada daerah yang menjadi lokus penelitian selama tahap I pada tahun berikutnya, termasuk di dalamnya Sungai Lenggang dan Tebat Rasau.
“Di dalamnya bisa menjadi sanctuary atau perlindungan untuk ikan-ikan lokal kita di perairan ini. Ada spesies-spesies endemic yang juga perlu penguatan selain udang. Ada cempedik juga arwana yang mungkin harus menjadi concern kita,” ujarnya.
Ditambahkan Yeni, hal tersebut akan memberikan sumbangsih pada kemajuan pariwisata di Beltim terutama wisata edukasi (edutourism) yang berkelanjutan.
“Kita punya kekayaan hayati luar biasa loh. Disitu bisa menjadi tempat bagi peneliti-peneliti luar dan juga lokal kemudian juga bisa menjadi tempat eksibisi atau pameran-pameran,” pungkasnya. (Ln)