Bangga pada pertunjukan seni dan budaya yang disajikan pada Malam Puncak Festival De Senjoebok V (Lima) yang bertemakan “Tare (Tentram, Aman, Ramah, dan Elok) De Sinjoeboek”. Bupati Belitung Timur (Beltim), Burhanudin mengharapkan ajang Festival De Senjoebok menjadi wadah untuk melestarikan kekayaan budaya dan warisan nenek moyang. Fetival ini dilaksanakan di Balai Adat Desa Senyubok, Rabu (05/07/23).
Dalam pelaksanaan festival ini, selain menjadi acara yang memperlihatkan beragam kesenian dan budaya, juga akan membawa kita pada perjalanan untuk mengenali, menghormati, serta menghargai keberagaman budaya yang ada di masyarakat, dan tentunya dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain, sehingga potensi yang ada akan terjaga dan berkembang.
“Aku senang, selain menjadi hiburan, kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga merupakan wadah untuk melestarikan kekayaan budaya dan warisan nenek moyang kite,” Ujar Aan sapaan akrab Burhanudin.
“Desa-desa lain pun bisa menjadikan festival ini sebagai contoh, sehingga potensi yang yang ada akan terjaga dan berkembang, ” jelas Aan lagi.
Selain itu, Aan juga menjelaskan hal yang tidak kalah penting adalah peran dan partisipasi oleh generasi muda, yang nantinya akan mewarisi dan meneruskan budaya sehingga para generasi penerus tidak kehilangan identitas akan budaya yang telah diwariskan oleh para pendahulunya.
Pada ajang festival yang telah di selanggarakan sejak tahun 2018 ini, selalu rutin menyajikan atraksi, permainan dan pertunjukan seni, tradisi, budaya dan permainan tradisional di Desa Senyubok khususnya dan Belitung Timur pada umumnya, seperti Adu Tekurok (lomba cepat tepat menggunakan bahasa Belitung), Senyubok Fair, Senyubok Award, pentas seni hingga pemilihan Bujang Dayang Senyubok. (AcJ)
