Manggar, Diskominfo Beltim – Sebanyak 35 orang Guru dari tingkat TK, SD, SMP/SMK dan PLB Kabupaten Belitung Timur (Beltim) resmi dikukuhkan sebagai Guru Penggerak. Pengukuhan ini bertempat di Gedung Auditorium Zahari MZ, Selasa (13/12).
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Beltim Sarjano mengatakan Kabupaten Beltim menjalankan program Guru Penggerak pada angkatan ke-4, dan 35 Calon Guru Penggerak pada angkatan tersebut menempuh pendidikan dan pelatihan serta melewati tahapan-tahapan pembelajaran sejak Oktober 2021.
“Program ini seharusnya berlangsung selama 9 bulan, namun karena ada perubahan struktur organisasi di Kementerian yang semula ada P4PK (Pusat Pengembangan dan Pemerdayaan Pendidik dan tenaga Kependidikan) itu tidak ada lagi dan menjadi BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) atau BGP (Balai Guru Penggerak) sehingga ada tenggat waktu,” jelas Sarjano.
Sarjano menghimbau seluruh Kepala Sekolah agar bisa memberikan dorongan kepada para guru untuk ikut menjadi Calon Guru Penggerak pada angkatan berikutnya, mengingat program ini merupakan satu-satunya program dari Kementerian guna mengubah paradigma guru untuk merealisasikan kurikulum merdeka.
“Di angkatan ke-7 yang sedang berproses saat ini sebanyak 23 calon guru penggerak dan angkatan 8 ke atas sebanyak 17 orang. Semakin banyak Guru Penggerak di Kabupaten Belitung Timur, maka kita bisa dengan cepat mengimplementasikan kurikulum merdeka,” sebutnya.
Ia berharap, Guru Penggerak segera menjalankan perannya untuk membentuk komunitas belajar dan menjadi pemimpin pembelajaran yang baik serta menjadi penggerak bagi sekolah-sekolah lainnya.
“Kami berharap kepada bapak ibu guru Penggerak untuk segera menjalankan perannya untuk membentuk komunitas belajar baik di lingkungan sekolahnya maupun di luar lingkungan sekolah. Kemudian bisa menjadi pemimpin pembelajaran yang baik dan menjadi penggerak bagi sekolah-sekolah lainnya sesuai dengan moto tergerak, bergerak dan menggerakkan,” pungkasnya. (Ln)