Manggar, Diskominfo Beltim – Guna menciptakan karakter peserta didik yang unggul di setiap aspek positif, SMA Negeri 1 Manggar menggelar Focus Group Discussion (FGD) Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Perdamaian di Auditorium Zahari MZ, Kamis (27/10).
Kegiatan yang dihadiri pelajar SMP/MTS dan SMA/SMK se-Belitung Timur ini menghadirkan Bupati Belitung Timur Burhanudin dan Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Kebijakan Publik, Inovasi Pendidikan dan Pendidikan Kedamaian LPPM UPI Syaifullah sebagai narasumber.
Kepala Sekolah SMAN 1 Manggar Sabarudin mengatakan, ini merupakan penguatan project profil pelajar pancasila untuk memberikan pengetahuan terkait nilai-nilai perdamaian.
“Pengetahuan perdamaian itu sangat penting, salah satunya menghindari konflik. Karena kalau situasi damai itu kan belajar bisa nyaman, jadi bisa lebih fokus,” jelasnya.
Ditambahkan Sabarudin, generasi muda saat ini memiliki pengetahuan yang kuat namun lemah pada karakter. Sehingga penguatan karakter diharapkan bisa membuat pelajar menjadi unggul secara spiritual, moral, intelektual dan unggul secara sosial.
“Contoh nyatanya itu jangan membully karena itu merusak sendi-sendi perdamaian. Rusuh, bikin gaduh, protes tapi tidak tahu proses, permasalahan kecil dibesar-besarkan. Akhirnya api-api kebencian jadi berbahaya dan kita coba untuk meminimalisir itu dengan aktualisasi ini,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Burhanudin, pemahaman konsep nilai-nilai dasar perdamaian merupakan hal yang sangat penting khususnya untuk generasi muda sebagai dasar untuk menjadi pondasi yang kuat.
“Jangan sampai NKRI yang memiliki pondasi yang kuat dengan heterogennya, hancur karena generasi tidak memahami nilai-nilai dasar berbangsa dan bernegara yang utuh,” tegas Aan.
Ia berharap, implementasi nilai-nilai perdamaian bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk nilai kehidupan yang paling krusial dan mendasar yakni nilai-nilai agama.
“Kalau tidak pernah memahami secara mendasar atas nilai-nilai yang ada dalam kehidupan bermasyarakat maka yang akan terjadi bangsa ini ke depan terus ditontonkan dengan nilai-nilai yang kurang baik. Kecerdasan intelektual itu harus dibarengi dengan kecerdasan religius,” ucap Aan. (Ln)