Manggar, Diskominfo Beltim – Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Beltim) melaunching pakaian adat dan pakaian pengantin adat sebagai pakaian adat Kabupaten Beltim.
Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Beltim Sayono dalam sambutannya menyambut baik launching pakaian adat dan pakaian pengantin adat Beltim yang merupakan salah satu pakaian daerah untuk menambah keragaman kebudayaan Belitung Timur.
“Saya menilai launching ini dapat memperkuat atau membedakan ciri khas pakaian adat dan pakaian pengantin adat dari Beltim, apalagi persamaan budaya kita, yaitu budaya melayu dengan daerah lain. Ini merupakan bukti keseriusan dan penghargaan dari pemda, untuk ambil bagian dalam rangka melindungi dan melestarikan kebudayaan daerah Beltim,” kata Sayono.
Sayono berharap setelah launching ini dapat segera di tindaklanjuti dengan Perda dan pendaftaran HAKI untuk melindungi adat dan budaya ini.
“Melindungi pengetahuan tradisional sangat penting karena merupakan identitas dari masyarakat Belitung Timur. Apabila pengetahuan tradisional lenyap maka hilanglah identitas dari masyarakat Belitung Timur,” jelas Sayono.
Dalam acara tersebut dihadiri juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Beltim Bayu Priyambodo dan perangkat daerah, forkopimda dan undangan lainnya.
Sementara itu, Nurimah selaku ketua DPC Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati Kabupaten Beltim mengatakan setiap daerah pasti memiliki pakaian pengantin dan pakaian adat sendiri yang memiliki ciri mereka masing-masing. Launching ini dilakukan sebagai upaya pemakeman pakaian adat dan pakaian pengantin adat melayu Beltim.
“Semoga dengan launching pakaian adat ini dapat menjadi sarana untuk lebih mengenal warisan nenek moyang yang luhur ini dan memperdalam rasa cinta kita terhadap budaya asli daerah kita,” kata Nurimah.
Adapun pakaian pengantin Beltim terdiri atas pakaian pengantin pria dan pakaian pengantin wanita.
Makna yang terkandung dalam pakaian pengantin adat melayu bejamang laki antara lain getang bermakna bahwa seorang suami bertanggungjawab penuh terhadap keluarganya; Lengan panjang bermakna kegotong royongan antar anggota keluarga; Badan baju bermakna bahwa didalam keluarga dan masyarakat tetap menjunjung tinggi adat istiadat leluhur yang dibudayakan dalam kehidupan sehari, Keris tumbok lade bermakna kegagahan dan untuk melindungi diri dan keluarga; Selop bermakna keluarga adalah bagian dari kelompok masyarakat dalam suatu daerah.
Kemudian makna yang terkandung dalam pakaian pengantin adat bini yakni susunan bunga kenanga menggambarkan turun naiknya rezeki dalam kehidupan berumah tangga; Sepasang anting panjang bermakna meninggikan status martabat bini; Ada motif pucok iding-iding, motif batang simpor, motif sepasang burung murai batu, motif pucuk rebong pada kain songket dan berbagai aksesoris serta bajuk kurong melambangkan kebulatan tekad untuk menjaga kelestarian dan keutuhan rumah tangga. (ver)